Lintas3.com – Facebook dan Instagram kini menghadirkan opsi berlangganan bebas iklan bagi pengguna di Inggris dengan biaya 3,99 poundsterling atau sekitar Rp89 ribu per bulan.
Kebijakan ini dirilis oleh Meta sebagai respons atas peringatan regulator terkait praktik iklan yang dipersonalisasi, di mana data pengguna dipakai untuk menayangkan iklan yang ditargetkan. Dengan berlangganan, pengguna bisa menjelajahi kedua platform tanpa gangguan iklan.
Untuk pengguna versi web, biaya yang dikenakan sebesar 2,99 poundsterling per bulan, sedangkan pengguna aplikasi ponsel dikenakan 3,99 poundsterling per bulan. Jika akun terhubung, hanya diperlukan satu biaya langganan bulanan.
“Pengguna di Inggris kini dapat memilih tetap memakai Facebook dan Instagram gratis dengan iklan yang dipersonalisasi, atau beralih ke layanan berbayar untuk menghilangkan iklan sepenuhnya,” jelas Meta, dikutip dari The Guardian.
Meta menyebutkan layanan ini akan resmi tersedia dalam beberapa minggu ke depan. Bagi yang tidak berlangganan, iklan tetap akan muncul seperti biasa.
Model layanan tersebut serupa dengan skema berlangganan yang lebih dulu diluncurkan di Uni Eropa pada 2023, setelah pengadilan tertinggi UE memutuskan bahwa pemanfaatan data pribadi untuk iklan bertarget hanya bisa dilakukan bila ada persetujuan eksplisit dari pengguna.
Selama ini, pendapatan utama Meta bergantung pada iklan yang disesuaikan dengan minat dan aktivitas online individu. Namun, tahun ini Komisi Eropa menjatuhkan denda sebesar 200 juta euro kepada Meta karena dianggap seharusnya menyediakan versi gratis yang tidak otomatis menggunakan data pribadi untuk kebutuhan iklan.
Di Inggris, Otoritas Pengawas Data (ICO) menyambut positif langkah Meta tersebut.
“Langkah ini menunjukkan Meta tidak lagi menjadikan iklan bertarget sebagai syarat wajib dalam penggunaan layanan Facebook dan Instagram, praktik yang sebelumnya kami nilai tidak sesuai hukum di Inggris,” ujar juru bicara ICO.
Awal tahun ini, ICO juga menegaskan bahwa pengguna internet berhak memilih untuk menolak penggunaan data mereka dalam iklan bertarget, menyusul penyelesaian kasus pengadilan antara Meta dan seorang warga Inggris terkait praktik tersebut.