Lintas3.com – Penggunaan aplikasi WhatsApp versi modifikasi atau yang dikenal sebagai WhatsApp Mod semakin marak di kalangan pengguna smartphone.
Meski menawarkan berbagai fitur tambahan yang tidak tersedia di aplikasi resmi, keberadaan WhatsApp Mod ternyata menyimpan risiko besar terhadap privasi dan keamanan data pengguna.
WhatsApp Mod merupakan versi tidak resmi dari aplikasi WhatsApp yang telah dimodifikasi oleh pihak ketiga. Beberapa varian yang populer di antaranya GB WhatsApp, WhatsApp Plus, dan YOWhatsApp.
Aplikasi ini menjanjikan fitur-fitur seperti menyembunyikan status online, mengubah tampilan tema, mengirim file berukuran besar, hingga membaca pesan yang telah dihapus.
Namun, menurut pakar keamanan siber, penggunaan aplikasi semacam ini sangat berbahaya. Aplikasi ini tidak tersedia di toko aplikasi resmi seperti Google Play Store atau App Store, sehingga proses instalasinya mengharuskan pengguna mengunduh file dari sumber tidak jelas (sideloading), yang bisa mengandung malware.
“Pengguna mungkin tergiur dengan fitur-fitur canggihnya, tapi mereka tidak menyadari bahwa data pribadi mereka bisa dicuri, atau perangkat mereka bisa disusupi oleh virus atau spyware,” ungkap Irfan Setiawan, pakar keamanan digital dari CyberSafe Indonesia.
Selain itu, pihak Meta sebagai pengembang resmi WhatsApp juga telah secara tegas melarang penggunaan aplikasi modifikasi. Pengguna yang kedapatan memakai WhatsApp Mod bisa diblokir sementara, bahkan secara permanen dari layanan WhatsApp resmi.
Tips Menghindari Risiko WhatsApp Mod:
- Gunakan aplikasi WhatsApp resmi yang tersedia di Google Play Store atau App Store.
- Hindari mengunduh aplikasi dari situs tidak dikenal.
- Rutin perbarui aplikasi untuk mendapatkan perlindungan keamanan terbaru.
- Gunakan pengaturan privasi bawaan WhatsApp untuk menjaga keamanan komunikasi.
Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam memilih aplikasi, terutama yang berhubungan dengan data pribadi dan komunikasi sehari-hari. Keamanan digital adalah tanggung jawab bersama.
