Jazirah Indonesia – Di Provinsi Maluku Utara (Malut), dari 1.334 unit koperasi yang menyebar di 10 kabupaten/kota, hanya 1.076 unit saja yang masih aktif, sementara 258 unit lainnya tidak lagi aktif. Data ini menurut hasil pendataan terakhir Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Maluku Utara.
“Ada 1.334 koperasi, itu total koperasi binaan dari pusat, provinsi dan 10 kabupaten/kota, tetapi yang masih aktif 1.076, sedangkan yang tak aktif lagi sebanyak 258 koperasi,” terang Wa Zaharia, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Malut ketika diwawancarai Jazirah Indonesia pada Rabu, 8 Februari 2023.
Wa Zaharia menyebutkan, dari total 1.334 unit koperasi yang menyebar di Maluku Utara, sebanyak 126 unit adalah binaan Dinas Koperasi UKM provinsi, namun yang tercatat masih aktif yaitu 76 unit saja, sedangkan 50 unit tidak aktif.
“Binaan kita di provinsi itu 126 koperasi, tetapi yang masih aktif itu 76 unit,” sebutnya.
Sementara dari data yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun 2019, 2020, dan 2021, jumlah koperasi yang terupdate sebanyak 1.081 unit. Jumlah ini menurut sensus terakhir tahun 2021. Dari 1.081 unit koperasi, yang masih aktif sebanyak 1.076 unit saja, sedangkan sisanya tidak aktif lagi.
Dikutip dari jurnal penelitian Jhon Fery Sonoto, seorang dosen di Universitas Hein Namotemo Tobelo, Halmahera Utara, selain modal, tidak aktifnya koperasi di Maluku Utara karena rata-rata pengelolaannya tidak didukung dengan manajemen data yang baik dan berkontribusi secara substanisal bagi keberlanjutan pengetahuan dan keterampilan manajemen dalam menentukan langkah strategi koperasi.
“Tidak aktifnya koperasi di Maluku Utara ini disinyalir karena terbatasnya sumber daya pegurus dan tim manajemen koperasi yang berkualitas. Hal ini menjadi salah satu indikator ketidak berkelanjutan kelembagaan koperasi. Kolaborasi pengurus dan tim manajemen memberikan dampak postif dalam mengelola data lapangan sebagai strategi pencapaian visi koperasi,” tulis Jhon.
Komentar